Senin, 02 Januari 2012

Tugas 3 Bahasa Indonesia 1

Sumber 1 : "Briptu Yoga Tewas di Malam Tahun Baru"

BLITAR – Anggota Polsek Sananwetan Kota Blitar, Briptu Prayoga Ardi Prihanto,26 tewas ditikam saat malam tahun baru. Polisi terus menyelidiki kematian anggota Sabhara tersebut.

Tersangka pembunuhan Briptu Prayoga belum ditemukan. Hingga kemarin polisi telah memeriksa enam orang dan 9 barang bukti yang berada di dalam tas yang diduga milik salah satu pelaku. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan,penusukan terhadap polisi warga Perumahan Griya Rama Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar ini terjadi pada tanggal 31 Desember 2011.


Sekitar pukul 19.15 WIB, usai mengikuti apel pengamanan tahun baru, Briptu Prayoga tiba-tiba dihadang dua orang yang berboncengan naik motor di Jalan Legundi Kota Blitar Briptu Yoga akhirnya berhenti dan terjadi adu mulut. Adu mulut itu baru berhenti saat salah satu penghadang itu memukul pelipis kanan Briptu Yoga dan menusukkan benda tajam yang diduga pisau pada leher bagian kiri.


Setelah melakukan pemukulan dan penusukan, kedua pelaku melarikan diri. Briptu Yoga yang terluka masih sempat menaiki motor Beat putih N 4126 ET yang digunakannya untuk meminta pertolongan ke Mapolsek Sananwetan. Baru berjalan sebentar sambil memegangi leher, seorang perempuan yang lewat menghentikannya. Perempuan tersebut memberitahu bahwa ada tas ransel coklat yang terjatuh.


Briptu Yoga masih sempat mengambil tas coklat itu sebelum akhirnya sampai di Polsek Sananwetan yang berjarak 200 meter ke arah utara. Begitu sampai di depan pintu masuk Mapolsek Sananwetan, Briptu Yoga turun dari motornya dan jatuh tersungkur dengan posisi tangan memegang lehernya yang terkena tusuk.


Para anggota kepolisian yang berjaga membawa korban ke RSUD Ngudi Waluyo untuk mendapatkan pertolongan.Namun sayang, pada pukul 20.45 WIB Briptu Yoga tidak terselamatkan dan meninggal dunia. Kapolres Kota Blitar AKBP FX Surya Kumara mengatakan, tersangka atas kejadian penusukan ini belum ditentukan. Polisi, sebut dia, telah memeriksa enam saksi dan menemukan 9 barang bukti berupa benda-benda yang berada di lapangan.

”Kami masih memeriksa saksi yang berada di TKP saat itu, karena jalan kondisi sepi sehingga minim saksi mata,”ungkapnya. Adapun tas coklat yang diduga milik salah satu pelaku tersebut, berisi 9 buah barang bukti. Diantaranya plat motor L6572XX dengan stiker bertuliskan Reserse Kriminal Mabes Polri, teropong, kaos kerah, celana jeans, penutup kepala, jaketparasit,dansarungtangan.


Terkait kemungkinan adanya musuh pribadi, Surya Kumara belum bisa mengungkapkan lebih jauh. Menurut dia, motif dari pembunuhan ini belum diketahui dengan pasti. ”Kami belum sampai kesitu, kami telusuri petunjuknya dahulu,” ungkapnya. Sementara itu,kemarin jam 10 WIB,jenazah Briptu Yoga dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Bllitar.


Korban meninggalkan seorang istri Firda Kusuma Agustin,25, dan seorang anak Firdaus Dida Alzaki,5. Menurut Priadi, 47, paman korban,sebelum apel jam 18.00 WIB korban sempat pulang ke rumah dan pamit akan pergi tugas.”Kami tidak menyangka kalau kepulangan sore itu yang terakhir,”ungkapnya. muslikah/ihya ulumuddiin

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/456672/1/




Sumber kedua : "Sebelum Tewas, Briptu Yoga Rebut Tas Penikam"

KOMPAS.com - Dengan leher terluka akibat tusukan pisau, Briptu Prayoga Ardy Prianto (26) memacu motornya mengejar dua orang yang baru saja menusuknya. Namun, karena lukanya terlalu parah, Yoga pun tumbang. Insiden pembunuhan polisi ini mewarnai perayaan pergantian tahun baru di Kota Blitar.


Briptu Yoga dibunuh saat ia hendak melaksanakan tugas menjaga pesta pergantian tahun, Sabtu (31/12/2011) pukul 19.30 WIB.


Sebelum kejadian, Briptu Yoga mengikuti apel siaga pengamanan pesta akhir tahun yang dipimpin Kapolres Blitar Kota AKBP FX Surya Kumara usai magrib. Yoga, anggota Sabhara Polsek Sanan Wetan mendapat tugas berjaga bersama anggota Polres lainnya. Setelah apel, Yoga menyempatkan diri pulang untuk makan malam bersama istri dan anaknya.


Setelah itu, Yoga berangkat menggunakan motor Honda Beat N 4126 ET. Sampai di Jl Legundi, atau sekitar pukul 18.30 WIB, dua pria mengendarai motor memotong dan memaksanya berhenti. Warga di sekitar lokasi yang tak jauh dari Lapangan SMAN 1 itu tidak begitu peduli, karena menganggap tiga orang itu berteman dan kebetulan cekcok.


Yoga masih duduk di motornya, ketika salah satu dari dua orang itu turun dan langsung menusuk leher korban. Sejurus kemudian kedua orang itu kabur ke arah kota. Yoga yang saat itu belum roboh langsung memacu motornya untuk mengejar dan 10 meter kemudian ia berhasil merebut tas penyerangnya yang masih bisa kabur.


Setelah diam sejenak, Yoga memacu motornya ke Mapolsek Sanan Wetan yang berjarak 200 meter dari lokasi kejadian. Meski dengan sempoyongan karena satu tangan memegangi leher yang terluka, Yoga bisa mencapai Polsek. Tetapi di situ ia langsung ambruk. Teman-teman korban pun kaget karena melihat baju Yoga berlumur darah dan di lehernya terdapat luka tusuk yang tidak begitu lebar. Yoga sempat dilarikan ke RSUD Mardi Waluyo, namun karena terlalu banyak darah terkuras, nyawanya tak terselamatkan. Ia mengembuskan napas terakhir pada 19.30 WIB.


"Meski luka korban itu tak lebar, namun karena berada di tenggorokan sehingga sangat berbahaya," kata dr D Mahardiana, dokter yang sempat menolong korban.
 
Penyidik Polres Blitar Kota yang dibantu Polda Jatim kini mengejar dua penyerang Yoga. Mereka berpegang pada sejumlah barang bukti yaitu isi tas yang direbut Yoga dari kedua pria itu. Isi tas itu antara lain, cadar, pakaian, dompet dan pelat nomor sepeda motor dengan tanda L (Surabaya). Diduga kuat, itu pelat nomor asli kendaraan yang digunakan pelaku yang dilepas untuk mengaburkan identitas motor itu. Diketahui, saat menyerang Yoga kedua pria itu menggunakan motor berpelat AG.

"Soal motifnya, itu masih dalam pendalaman karena keluarga korban masih berduka. Soal saksi, memang minim. Namun, kami sudah memeriksa beberapa saksi dari pihak masyarakat, yang kemungkinan tahu kejadiannya tatkala korban bersama pelakunya di tepi jalan," kata AKBP FX Surya Kumara, Kapolres Blitar Kota, Minggu (1/1/2012).

Untuk mencari kedua pembunuh itu, polisi mengerahkan sebagian besar kekuatannya yang waktu itu sedang mengamankan pesta tahun baru. Mereka disebar ke beberapa titik untuk melakukan razia. "Mulai sore hingga dini hari, anggota langsung menutup jalan ke luar kota," kata AKP BR Untung, Kasat Lantas Polres Blitar Kota.(Surya/Adi Sasono) 

http://regional.kompas.com/read/2012/01/01/22012867/Sebelum.Tewas.Briptu.Yoga.Rebut.Tas.Penikam


kesimpulan:
sumber1 dan sumber2 memiliki satu topik yang sama.Namun, pada cara penulisan berita tersebut sumber1 lebih menggunakan kosakata yang lebih baik dari pada sumber2 karena pada sumber2 ada terdapat tumbang dan roboh dimana sangat tidak baik, bila digunakan untuk kondisi seseorang. dari segi cerita kedua sumber tersebut sama-sama menyajikan berita yang cukup padat dan jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar