Kamis, 30 Desember 2010

Pemuda yang tumbuh dalam Ibadah kepada ALLAH SWT


Jika seorang pemimpin yang adil bagi para orang tua, maka pemuda adalah fundasinya, pemuda dalam setiap umat merupakan kekuatan, pemuda adalah harapan umat, para nabi dan orang-orang shaleh sepanjang sejarah selalu dijadikan sebagai tentara. Nabi muhammad saw bersabda: “Para orang tua berdusta kepadaku, para pemuda jujur kepadaku.”

Kemudian bagaimanakah pemuda tumbuh dalam beribadah kepada ALLAh SWT? Apakah pemuda yang selalu shalat setiap waktu?atau yang berpuasa dan tidak pernah berbuka??atau pemuda yang mengingini dunia dan wanita??

Jika umat berpendapat seperti ini, niscaya Nabi Muhammad mengingkari mereka. Ia berkata kepada mereka: “ Sesungguhnya aku mengerjakan shalat, aku tidur, berpuasa, berbuka dan menikahi wanita. Maka barang siapa yang tidak mengikuti sunnahku, maka dia bukan gologanku.”kalau begitu, bagamanakah pemuda yang didambakan?

Semua perbuatan seorang muslimin adalah ibadah apabila diniatkan karena ALLAH SWT---ia makan dengan niat agar kuat melaksanakan perintah Allah, maka makan adalah ibadah. Menyingkirkan duri dari jalanan untuk menolong manusia dan berbuat baik kepada mereka, perbuatan itu adalah ibadah. Mengawini wanita agar menjaga dirinya dari perbuatan yang tidak baik, maka itu adalah ibadah. Begitu juga meninggalkan masjid untuk membantu hajat kaum muslimin, itu lebih baik daripada i’tikaf dimasjid Rasulullah selama sebulan. Inlah jalan yang benar----demikianlah pemuda yang selalu beribadah kepada Allah SWT.

Mentauhidkan Allah Ta’ala dalam beribadah, ia tidak menyembah selainnya, ia melaksanakan syiar-syiar dalam beribadah kepada Allah SWT, berusaha menegakkan agama Allah di muka bumi, karena Allah dan keadilan. Melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dalam melaksanakan perintah Allah SWT.
“Dan hendaklah ada diantara kami segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Mengubah kemungkaran dengan tangannya(kekuasaannya), jika ia tidak mampu, maka lakukan dengan lidahnya, jika tidak mampu dengan lidahnya, maka dengan hatinya. Melarang orang yang berbuat mungkar dan mengajak kepada yang lainnya untuk mengingkari perbuatan keji, sehingga hancur kebatilan dan tegaklah agama Allah.
Dalam kepribadiannya, ia selalu berperangai dengan akhlak islam, ketika berdialog dengan kedua orangtuanya, saudaranya didalam rumah, atau dengan kawan-kawannya dalam bekerja, agama selalu menjadi panutan baginya dalam muamalah(bergaul). Ia menafkahkan hartanya dijalan Allah, mencurahkan waktu dan jiwanya dijalan Allah. Mottonya adalah “komitmen terhadap diri sendiri dan ajaklah orang lain.”

Inilah sifat-sifat pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah dan mendapat naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan selain naungan Dia.

TUGAS MANAJEMEN PROYEK dan RESIKO II

Nama : NOVAN PRATAMA
Kelas : 2KB04
NPM :26109604
Tugas II : Mata Kuliah MANAJEMEN PROYEK dan RESIKO
Buku Referensi  :
  1. Judul Buku = Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah
  2. Tahun Penerbit = 2008
  3. Diterbitkan di Jakarta Timur, Rawamangun
  4. Penerbit = PT. Bumi Aksara
  5. Penulis Buku = Tariqullah Khan dan Habib Ahmed



DAFTAR ISI

  • KATA PENGANTAR PENERJEMAH ~ v
  • KATA PENGANTAR ~ xiii
  • PRAKATA ~ xv
  • PENJELASAN ISTILAH ~ xxiii
  • DAFTAR SINGKATAN ~ xxvii
  • RINGKASAN EKSEKUTIF ~ xxxi
  BAB 1 PENDAHULUAN ~ 1
   A. Karakteristik Risiko Perbankan Syariah ~ 2
   B. Peran Perbankan Syariah ~ 3
   C. Tujuan Penulisan ~ 5
   D. Garis Besar Tulisan ~ 7
  BAB 2 MANAJEMEN RISIKO: KONSEP DASAR DAN APLIKASINYA ~ 8
   A. Pendahuluan ~ 9
   B. Risiko dalam Lembaga Keuangan ~ 11
   C. Manajemen Risiko: Latar Belakang dan Perkembangannya ~ 14
   D. Manajemen Risiko: Proses dan Sistem ~ 17
   E. Proses Manajemen Resiko ~ 20
   F. Manajemen Risiko dan Teknik Mitigasi ~ 31
   G. Lembaga Keuangan Syariah: Karakteristik dan Risikonya ~ 47
  BAB 3 MANAJEMEN RISIKO: SURVEI PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH ~ 59
   A. Pendahuluan ~ 59
   B. Persepsi terhadap Risiko ~ 62
   C. Sistem dan Proses Manajemen Risiko ~ 70
   D. Sejumlah Persoalan ~ 79
   E. Manajemen Risiko dalam Lembaga Keuangan Syariah: Sebuah Penilaian ~ 84
  BAB 4 MANAJEMEN RISIKO: PERSPEKTIF REGULASI ~ 87
   A. Alasan Ekonomi di balik Kontrol Regulasi Terhadap Risiko Bank ~ 87
   B. Instrumen Regulasi dan Pengawasan ~ 94
   C. Regulasi dan Pengawasan dalam Bank Syariah ~ 122
  BAB 5 MANAJEMEN RISIKO: SEJUMLAH TANTANGAN FIQH ~ 135
   A. Pendahuluan ~ 135
   B. Risiko Kredit ~ 140
   C. Risiko Pasar ~ 161
   D. Risiko Likuiditas ~ 187
  BAB 6 KESIMPULAN ~ 191
   A. Lingkungan ~ 192
   B. Risiko yang di hadapi Lembaga Keuangan Syariah ~ 193
   C. Teknik Manajemen Risiko ~ 194
   D. Persepsi dan Manajemen Risiko dalam Bank Syariah ~ 194
   E. Dukungan Regulasi terhadap Manajemen Risiko ~ 196
   F. Instrumen Regulasi Berbasis Risiko ~ 196
  G. Regulasi dan Pengawasan Berbasis Risiko Bank Syariah ~ 197
  H. Manajemn Risiko: Sejumlah Tantangan Syariah ~ 198
  BAB 7 IMPLIKASI TERHADAP KEBIJAKAN ~ 200
   A. Tanggung Jawab Manajemen ~ 200
   B. Laporan Risiko ~ 201
   C. Rating Internal ~ 201
   D. Disklosur Risiko ~ 202
   E. Lembaga dan Fasilitas Pendukung ~ 202
   F. Partisipasi dalam Proses Pengembangan Standar Internasional ~ 203
   E. Penelitian dan Pelatihan ~ 203
  APENDIKS
   Apendiks 1 Daftar Lembaga Keuangan dalam Penelitian ~ 206
   Apendiks 2 Contoh Laporan Risiko ~ 207
   Apendiks 3 Kuesioner ~ 214
  DAFTAR PUSTAKA ~ 229
  TENTANG PENULIS ~ 241

Senin, 06 Desember 2010

tugas II manajemen resiko

tugas I manajemen resiko

3 contoh manajemen resiko
-Bank Century Contoh Manajemen Resiko Yang Buruk
Pasti masyarakat saat ini sudah mengetahui apa yang terjadi terhadap bank century, namun dibalik berita itu semua, kami merasa bahwa bank century menjadi bangkrut karna terjadi kesalahan didalam memanajemen resiko institusi perbankan mereka, belum lagi ada bantuan dari dalam bank century sendiri untuk menggembosi bank century sendiri setelah terjadi fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP) ataupun bail out / dana pinjaman

Secara global bank century adalah contoh nyata terjadinya ketidak patuhan terhadap hukum perbankan yang berlaku, khususnya hukum manajemen resiko dan manajemen perbankan pada umumnya, sehingga mudah sekali terjadi kehancuran sedikit demi sedikit, secara jujur manajemen bank century adalah salah satu contoh dimana ketidak patuhan terhadap hukum perbankan dari manajemen resiko dan manajemen perbankan akan berujung pada kebangkrutan dan kehancuran yang nyata
(http://ilmuperbankan.blogspot.com/2010/02/bank-century-contoh-manajemen-resiko.html)
-BISNIS DAUR ULANG PLASTIK
Persiapan awal usaha daur ulang plastik Sebelum memulai usaha daur ulang plastic, sebaiknya kumpulkan terlebih dulu sebanyak banyaknya informasi tentang usaha daur ulang plastic ini. Usaha ini cukup menjanjikan karena walaupun usaha ini adalah usaha yang bergelut dengan kotoran atau barang barang bekas, namun transaksi usaha ini semuanya cash and cary – atau tunai dan tidak ada system utang, mulai dari tingkat pemulung, pengepul hingga sampai pada penjualan biji plastiknya. Survey dan pengumpulan informasi
1. Kunjungi pengusaha daur ulang plastic didaerah anda, dan kumpulkan informasi sebanyak banyaknya dari para pengusaha yang telah menggeluti usaha ini.
2. Survei dari mana sumber bahan baku yang terdekat atau masih dalam jangkauan transportasi yang ekonomis, serta utamanya berapa harga bahan baku pada saat anda survey.
3. adakan Survey sederhana untuk mengetahui berapa harga jual produk akhir plastic daur ulang masing masing jenis plastic.Produk akhir ini dapat berupa :
a. Sepihan daur ulang plastic ( sampah plastic digiling )
b. Biji plastic ( serpihan daur ulang di panaskan , dan dicetak menjadi biji platik. ) hasil ini yang diterima pabrik plastic untuk dicetak menjadi peralatan , keperluan rumah tangga dan lainnya.
4. Persiapan tempat yang memadai , dan tidak akan mengganggu tetangga kiri kanan. Jika tempat ini dilingkungan padat penduduk sebaiknya tempat ini dipagar rapat dan bebas pandangan dari luar pagar. Mesin Penggiling / crusher plastic mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi, oleh karena itu harus diperhitungkan untuk mencari tempat yang nantinya tidak mengganggu tetangga sekitarnya. Ukuran lahan yang diperlukan minimal : Ruang Produksi (penggilingan) 6 (m) X 6 (m) Ruang pemisahan / sortir 6 (m) X 12 (m) Tempat jemur 6 (m) X 12 (m) Jika persiapan tempat ini , belum ada sebaiknya disewa lahan yang murah dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini akan lebih menguntungkan dalam perhitungan ongkos produksi nantinya.
5. Dapatkan informasi dimana bisa di dapatkan mesin yang sesuai jenis maupun ukurannya untuk pekerjaan ini. Jika belum ditemukan pemasuk Mesin yang sesuai , coba dicari melalui buku petunjuk telepon, yellow page, atau situs interenet yang menjual mesin, diataranya http://www.mesionline.com ; http://www.tokomesin.com
6. Dapatkan artikel atau referensi dari internet berbagai artikel yang memuat daur ulang plastic. Dari data yang telah dikumpulkan akan dapat kita tarik kesimpulan kelayakan usaha jenis ini, serta factor hambatan maupun factor pendorong yang bisa mejadikan pertimbangan jika kita akan mendirikan usaha ini disuatu tempat yang baru, atau sebaliknya ditempat mana seyogyanya yang sesuai tempat yang digunakan agar lebih menguntungkan dan lancar dalam operational setiap harinya. Semakin lengkap data awal yang telah anda kumpulkan akan memperkecil resiko hambatan maupun kegagalan dalam usaha daur ulang plastic yang kita laksanakan. Setelah Kita mendaptkan informasi yang cukup, dan selanjutnya kita akan memutuskan untuk membeli mesin yang sesuai untuk proses daur ulang yang kita inginkan. Pada umumnya mesin crusher untuk mengolah daur ulang ini sudah banyak diproduksi dalam negeri. Namun dari masing masing produksi ini belum ada keseragaman ukuran yang baku. Oleh karena itu sebaiknya jika kita akan menyiapkan konstruksi pondasi mesin ini , terlebih dahulu kita harus tahu persis ukuran mesin dan posisi lobang baut pengikat mesin ke pondasi. Pondasi mesin ini mutlak diperlukan karena mesin giling daur ulang plastic ini mempunya getaran yang cukup kuat pada waktu proses penggilingan. Pembuatan Pondasi mesin sebaiknya dari cor semen, sekaligus membuat lantai kerja dan bak pencucian seperti gambar berikut ini . Pada sekeliling lantai kerja sebaiknya dibuatkan pagar pelindung untuk keselamatan kerja. Pada ruang produksi ini diperlukan saluran air besih dan saluran pembuangan air limbah bekas cucian plastic . Keperluan air bersih ini cukup banyak, jika kita bekerja satu hari non stop. Oleh karena itu kita juga perlu memperhatikan design tempat kerja sekitar bak pencucian agar tidak becek dan mengganggu aktifitas kerja yang lain. Lantai disekeliling bak cuci perlu dibuat lebih rendah agar air yang tertumpah dari bak cuci bisa langsung mengalir ke satu arah yang telah kita tentukan. Bak cuci dilengkapi dengan lobang overflow dibagian atas agar kelebihan jumlah air yang masuk bisa dikontrol dan tidak meluber kesemua arah. Pada bak cuci pertama akan selalu mendapat tambahan air dari mesin crusher pada saat mesin beroperasi. Bak yang kedua untuk pembilasan, jika airnya telah kotor perlu diganti dengan air yang baru. Oleh karena itu perlu dibuatkan saluran penambahan air bersih tersendiri. Dari kedua bak ini perlu dilengkapi lobang penguras air di bagian bawah bak pencucian. Dengan pengaturan demikian diharapkan akan memudahkan pekerja untuk melaksanakan tugasnya agar produktivitas kerja tinggi untuk menghindari factor lain yang memungkinkan timbulnya kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja.
(http://moechah.wordpress.com/2008/09/28/bisnis-daur-ulang-plastik/)
-manajemen resiko perusahaan

Program manajemen risiko pertama-tama bertugas mengidentifikasikan risiko-risiko yang dihadapi, sesudah itu mengukur atau menetukan besarnya risiko itu dan kemudian barulah dapat dicarikan jalan untuk menghadapi atau menangani risiko itu. Ini berarti orang harus menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikannya.

Hubungan Manajemen Risiko Dengan Fungsi-fungsi Lain Dalam Perusahaan

Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya (yaitu dengan fungsi: akunting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engeenering dan maintenance), karena bagian-bagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko. Marilah kita analisi satu persatu di bawah ini.
  1. Hubungan Dengan Fungsi AkuntingBagian akunting menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting, yaitu:
    1. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan jalan melakukan internal control dan internal audit.
    2. Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan megukur exposure kerugian terhadap harta.
    3. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure kerugian piutang.
  2. Hubungan Dengan Fungsi KeuanganBagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen risiko.
    • Pertama, manajer risiko biasanya bawahan Direktur Keuangan.
    • Kedua, bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow. Karena menurun profit bias menghalangi tujuan perusahaan, maka kegiatan seprti itu juga tercantum dalam program manajemen risiko.
    • Ketiga, dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan yang mahal atau gedung baru, maka manajer finansial seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang tercipta karena tindakan itu.
  3. Hubungan Dengan MarketingKegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan packaging yang tidak memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk ke langganan, mengandung bermacam risiko yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing, dan bagian manajemen risiko seharusnya diberi informasi secepatnya.
  4. Hubungan Dengan Bagian ProduksiKegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos pada kecelakaan kerja. Demikian pula produk atau service yang dijualnya mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia menghadapi “tuntutan hukum” dari pihak ketiga.
  5. Hubungan Dengan Engineering dan MaintenanceBagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian
  6. Hubungan Dengan Bagian PersonaliaBagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang paling jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi program-program kesejahteraan pegawai. Bagian personalia biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja, menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan. Sedangkan Manajemen Risiko menseleksi asuransi dan merundingkan penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial daripada program (penenggungan risiko).

Pengertian Tentang Risiko

Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Misalnya: “Bersepeda motor di atas jalan yang sangat ramai besar risikonya”, orang secara intuitif mengerti maksudnya. Tetapi pengertian yang di pahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam percakapan sehari-hari.
Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang badan teorinya masih muda. Itulah sebabnya kita menemukan banyak kontradiksi dalam pengertian tentang konsep risiko.

Risiko Spekulatif dan Risiko Murni

Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectation) ke salah satu dari dua arah.artinya, ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan ada pula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka kita katakan risiko itu spekulaatif. Risiko adalah kemungkinan kerugian tetapi bila disamping itu kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung, maka risiko itu dinamakan risiko spekulatif. Contohnya: judi menimbulkan kemungkinan-kemungkinan ini, mereka berjudi mungkin menang atau kalah.
Lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni yaitu yang hanya ada kemungkinan kerugian. Seorang pemilik rumah terbuka terhadap kemungkinan kerugian. Risiko ini hanyalah mempunyai kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Risiko ini disebut risiko murni.
Apakah suatu risiko itu spekulatif atau murni, bergantung pada pendekatan yang digunakan. Risiko spekulatif biasanya tidak dapat diasuransikan. Hanya risiko murni yang dapat diasuransikan.

Sumber Risiko

Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya.
  1. Risiko SosialSumber pertama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Contohnya: Dengan berkembangnya toko-toko swalayan, maka tokowan menghadapi risiko besarnya pencurian (shoplifting). Akan tetapi tidak semua pencuri itu adalah orang luar melainan juga penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya sendiri.
  2. Risiko FisikAda banyak risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam, sedangkan lainnya disebabkan kesalahan manusia. Contohnya antara lain:
    • Kebakaran, kebakaran adalah penyebab utama cidera, kematian dan kerusakan harta.
    • Cuaca, Iklim adalah risiko yang serius. Kadang-kadang hujan terlalu banyak sehingga panen kena banjir dan sungai meluap.
    • Petir, menyebabkan kebakaran yang selanjutnya merusakan harta, membunuh atau mencederai orang.
    • Tanah longsor, telah umum menjadi sumber kerusakan harta. Semakin padatnya daerah kota maka semakin banyak rumah dibangun diatas tanah yang labil.
  3. Risiko EkonomiBanyak risiko yang dihadapi perusahaan itu bersifat ekonomi.contoh-contoh risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi local, dan ketidakstabilan perusahaan individu, dan sebagainya.

Jenis-jenis Risiko yang Ditangani Manajer Risiko

Manajer risiko menangani terutama risiko murni. Ia tidak menangani risiko spekulatif kecuali jika adanya risiko spekulatif memaksa manajer risiko untuk menghadapi risiko murni tertentu, misalnya perusahaan ini baru saja mengambil alih pabrik baru, karena itulah tercipta kerugian potensial untuk kebakaran.
Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus ditangani menajer risiko dapat dikategorikan atas:
  1. kerugian terhadap harta.
  2. tanggung jawab terhadap pihak lain.
  3. kerugian personil.
Mengidentifikasikan Risiko
Sebelum memanajemeni risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko itu, berarti membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap aktivitas perusahaan. Dalam keadaan tidak diidentifikasikan semua risiko, berarti perusahaan yang bersangkutan menanggung risiko tersebut secara tidak sadar.
Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial) Yang menentang perusahaan. Untuk itu diperlukan:
  • Pertama: Suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi pada umumnya pada setiap perusahaan
  • Kedua: untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematik untuk menetukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.
Manajer risiko seharusnya menjalankan sendirikedua langkah itu, kalau tidak, ia harus percaya saja pada jasa agen asuransi, broker, atau konsultan.
Klasifikasi Kerugian
Salah satu alternatif system pengklasifikasian kerugia dalam suatu checklist adalah sebagai berikut:
  1. Kerugian Hak Milik (Property losses)
    • Kerugian langssung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti atau reparasi atau kehilangan harta.
    • Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedung yang rusak akibat kerugian langsung
    • Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja.
  2. Kewajiban Mengganti Kerugian Orang Lain (Liability Losses)
    • Karena rusaknya hak milik orang lain atau terlukanya orang lain.
  3. Kerugian Personaia (Personnel Losses)
    • Kerugian bagi perusahaan, karena kematian, cacat, atau mengundurkan dirinya pegawai, langganan atau pemilik.
    • Kerugian bagi keluarga pegawai, yang disebabkan oleh kematian, cacat, atau pemberhentian.

Risk Analysis Questionnaire

Analisis ini menjuruskan manajer risiko untuk memastikan bahwa informasi yang diperlukan berkenan dengan harta dan operasi perusahaan tidak ada yang terlupakan. Untuk memperkuat informasi ini, menajer risiko akan mempertimbangkan semua sumber informasi yang digunakan dalam metode-metode lainnya. Bedanya adalah bahwa pertanyaan dalam questionnaire itu menjuruskan penyelidikan itu.

Metode Laporan Keuangan

Dengan menganalisis neraca, laporan laba rugi dan catatan lain yang menyokongnya, manajer risiko bisa mengidentifikasikan semua risiko yang berkenan dengan harta, utang, dan personalia perusahaan. Dengan menggabungkan laporan keuangan ini dengan ramalan keuangan dan anggaran, maka manajer akan dapat menemukan risiko yang akan dihadapi, sebab transaksi bisnis pada akhirnya menyangkut baik uang maupun hak milik. Maka berdasarkan metode ini setiap perkiraan (account) dipelajari secara mendalam mengenai kerugian potensial yang bisa diciptakan oleh account itu.

Inspeksi

Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan kerja pegawai, dan seterusnya, manajer risiko dapat mempelajari lebih banyak dan menyakinkan tentang hazard yang mungkin tidak disadari oleh pekerja ataupun yang mungkin tidak pernah ditemukan dlam laporan tertentu.
Oleh karena itu inspeksi langsung ke obyek ini merupakan suatu keharusan.

Interaksi Dengan Bagian Lain

Keberhasilan manajer risiko mengidentifikasikan risiko terutama tergantung pada kerjasama yang erat dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan. Manajer bagian-bagian ini secara konstan menjadi awas terhadap risiko yang dihadapi.
Interaksi ini meliputi:
  1. untuk memperoleh pemahaman yang sempurna dari kegiatan suatu bagian mengidentifikasikan kerugian potensial yang ditimbulkan oleh kegiatan itu, maka manajer risiko sering mengunjungi manajernya serta dapat mengadakan Tanya jawab langsung dengan pegawai.
  2. laporan lisan atau pun tertulis dari bagian-bagian perusahaan itu, baik tas inisiatif mereka, maupun sebagai laporan rutin yang memberi informasi yang up to date mengenai perkembangan yang relevan.

Analisis Lingkungan

Lingkungan yang relevan adalah
  1. langganan
  2. pemasok
  3. saingan
  4. Undang-undang dan ketentuan-ketentuan lainnya.
Dalam menganalisis masing-masing komponen pertimbangan yang penting adalah:
  1. sifat hubungannya
  2. keanekaannya
  3. kestabilannya.
Sebagai contoh, apakah produk didistribusikan langsung kepada suatu grup pembeli ataukah secara tidak langsung, melalui grosir, pengecer, dan kepada orang banyak? Apakah langganan itu keluarga, perusahaan, ataukah pemerintah? Manakah servis yang penting, pemasok tunggal atau pemasok majemuk?
Kontrak apakah yang telah dibuat pemasok? Apakah persaingan memerlukan kampanye melalui iklan dan berkemungkinan membangkitkan klaim terhdap produk yang tidak memenuhi syarat? Kewajiban apakah yang paling penting dibebankan oleh pemerintah, konsumen, asosiasi, dan sebagainya.

Penggunaan Pihak Luar untuk Mengidentifikasikan Risiko

Manajer risiko boleh percaya pada agen asuransi, broker, atau konsultan menajemen risiko untuk melakukan pekerjaan yang terinci mengidentifikasikan risiko. Akan tetapi mempercayai saja sepenuhnya pihak luar untuk pengidentifikasikan risiko pada suatu ketika bisa mengandung kelemahan. Pertama, walaupun banyak dari agen asuransi dan broker lebih baik dan lebih berpengalaman menemukan risikko pada berbagai perusahaan. Kedua, disebabkan oleh waktu dan energi yang dikerahkan dalam mempersiapkan survei menyelurh, terutama bagi perusahaan besar
Tetapi kelemahan inisudah berangsur hilang,karena makin banyak konsultan manajeman risiko yang berpraktek atas dasar kontrak kerja dengan perusahaan yang bersangkutan, dan tidak ada hubungannya dengan dengan perusahaan asuransi yang ingin memasarkan asuransinya.

Pembahasan

Sesudah manajer risiko mengidentifikasikan dan mengukur risiko yang dihadapi perusahaannya, maka ia harus memutuskan bagaimana menangani risiko tersebut. Ada dua pendekatan dasar untuk itu
  • Pengendalian resiko (risk control)
  • Pembiayaan risiko (risk financing)
  • Pengendalian Risiko, dijalankan dengan metode berikut :
  • Menghindari risiko
  • Mengendalikan kerugian
  • Pemisahan
  • Kombinasi atau pooling
  • Pemindahan risiko
  • Pembiayaan risiko (risk financing) meliputi :
  • Pemindahan risiko
  • Menaggung risiko
Masing-masing peralatan itu dapat dan biasanya sebaliknya dipergunakan dalam kombinasi dengan satu atau lebih peralatan tersebut

Menghindari Risiko

Salah satu cara menghindari risiko murni adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :
  1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya unutk sementara
  2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menhindari risiko berarti juga menghilangkan risko itu
Beberapa karakteristik penghindaran risiko yang seharusnya diperhatikan :
  • Pertama : boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang dihadapi, maka makin besar ketidakmungkinan menghindardinya. Misalnya kalau ingin menhindari semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu dihentikan.
  • Kedua : faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu harta, mempekerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan penghindaran risiko.
  • Ketiga : makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan tercipta risiko yang baru.

Pemisahan Risiko

Yang dimaksud dengan pemisahan disini ialah menyebarkan harta yang menghadapi risiko yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi memperbaiki kemampuan perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.

Kombinasi

Kombinasi atau pooling menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan atau kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan. Salah satu cara perusahaan megkombinasikan risiko adalah dengan perkembangan internal.

Pemindahan Risiko

Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara:
  • Pertama : harta milik atau kegiatan ang menghadapi risiko dapata dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun dengan berbagai transaksi atau kontrak.
  • Kedua : Risiko itu sendiri yang dipindahkan
  • Ketiga : Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure unutk tranferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga dalam risk control transfer

Pembelanjaan Risiko (Risk Financing)

Pembelanjaan (pembiayaan) yang behubungan dengan cara-cara pengadaan dana untuk memulihkan kerugian. Cara ini terdiri atas:
  1. Risk Financing Transfer (memindahkan risiko dengan pembiayaan).
  2. Risk Retention (risiko ditangani oleh perusahaan yang bersankutan).

Risk Financing Transfer

Pemindahan risiko melalui cara pengendalian risiko, tidak memerlukan pengerahan dana karena dijalankan dengan:
  1. Memindahkan harta atau kegiatan yang bersangkutan kepada pihak lain.
  2. memindahkan tanggung jawab kepada transferee dengan maksud menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab tranferor terhadap kerugian yang bersangkutan.
  3. Menganggap kerugian yang bersangkutan dipikul pihak lain.
Tetapi memindahkan risiko melalui risk financing berarti transferor mencari dana eksternal yang akan membayar kerugian yang bersangkutan, jika kerugian itu nanti sungguh terjadi. Risk financing tranfer dapat dilakukan dengan cara
  1. Transfer risiko kepada perusahaan asuransi.
  2. Transfer risiko kepada perusahaan lain yang bukan perusahaan asuransi (nonisurance transfer)

Menanggung Sendiri Risiko (Risk Retention)

Metode yang paling umum penangan risiko ialah penanggungan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Sumber dananya diusahakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Penanggungan sendiri ini bisa bersifat pasif atau tidak direncanakan (unplanned retention) bisa bersifat aktif atau direncanakan (planned retention). Dikatakan pasif atau tidak terencana, bila manajer risiko tidak memperhatikan tentang adanya eksposure dan karena itu tidak melakuka usaha apa pun untuk menanganinya. Sedikit sekali perusahaan yang telah mengidentifikasikan semua exposure terhadap kerugian harta benda, kerugian tanggung-gugat dan kerugian personil. Sebagai akibatnya, penanggungan risiko yang tidak terencana ini, merupakan hal yang umum dijumpai bahkan tak terelakan.

Alasan Perusahaan Melakukan Retention

Jika dikaji lebih lanjut, alasan perusahaan melakukan retention dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori tersebut :
  1. Keharusan, karena tidak tersedia alternatif lain.
  2. Biaya.
  3. Kerugian-harapan.
  4. Opportunity Cost.
  5. Kualitas pertanggungan
  6. Pajak

Manfaat dan Biaya Asuransi

Idemnification. Manfaat asuransi yang sebenarnya adalah mengganti kerugian bagi mereka yang menderita kerugian tak diharapkan. Mereka-mereka ini dipulihkan atau setidak-tidaknya untuk mengubah posisi ekonomi yang sebelumnya. Keuntungan bagi individu-individu ini jelas. Masyarakat juga memperoleh keuntungan karena orang-orang ini dipulihkan untuk berproduksi kembali, pendapatan pajak ditingkatkan dan dana kesejahteraan yang harus dibayar pemerintah berkurang.
Mengurangi ketidakpastian (Reduction of Uncertainty). Manfaat yang lebih berarti tapi kurang nyata dari asuransi muncul dari kenyataan bahwa asuransi itu dapat :
  1. menghilangkan risiko, ketidakpastian, dan reaksi pribadi terhadap risiko bagi pihak tertanggung individual
  2. mengurangi total risiko, ketidakpastian dan reaksi sebaliknya terhadap risiko ini dalam masyarakat.
Ada beberapa manfaat pengurangan risiko ini bagi tertanggung dan bagi masyarakat. Pertama, melalui hapusnya ketidakpastian yang berhubungan dengan risiko yang dipertanggungkan, asuransi melenyapkan ketegangan mental dan fisik yang diakibatkan oleh kecemasan dan ketakutan sehubungan dengan risiko itu. Kedua, karena asuransi mengurangi risiko individu dan risiko social, ia juga mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam masyarakat, dan juga dalam industri. Akibatnya akan mengurangi inefficiency dalam pemanfaatan tenaga kerja dan kapital yang ada. Berkurangnya ketidakpastian, juga akan mendorong akumulasi modal baru, karena investor potensial berkurang keragu-raguannya, periode perencanaannya diperpanjang, kredit umumnya lebih diperluas, dan lebih sedikit sumber daya yang ditimbun.

Perusahaan Asuransi Sebagai Sumber Dana Untuk Investasi

Perusahaan asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank dapat mengerahkan dana-dana yang tersedia untuk investasi pada bidang lain di luar asuransi, tidak hanya karena risiko yang kecil tetapi juga karena adanya suatu pemasukan yang kontan, sehingga jumlah uang yang tersedia selalu melebihi cadangan pembayaran klaim..

Rinkasan manfaat

Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa manfaat yang ditawarkan perusahaan asuransi adalah :
  1. Melindungi kerugian bagi orang yang menderita kerugian harapan.
  2. mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa takut dan kekhawatiran;
  3. menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan stuktur harga yang optimum;
  4. menyediakan dana untuk investasi;
  5. memperbaiki posisi persaiangan perusahaan kecil. Sebagai tambahan perusahaan asuransi dalam praktek berperan pula dalam aktivitas penting pengendalian kerugian.

Suatu Pendekatan Kualitatif Dalam Pemilihan Metode Penanganan Risiko

Dalam praktek, disebabkan perubahan-perubahan yang cepat dari lingkungan risiko, perlunya untuk bereaksi dengan cepat terhadap masalah yang mendesak, dan keterbatasan-keterbatasan baik yang bersifat kelembagaan maupun yang berhubungan dengan faktor manusia, maka seringkali manajer resiko pada suatu waktu terperangkap mengurusi satu abgian saja dari total program manajemen risskonya. Malahan secara periodik, manajemen risiko harus memperluas peninjauannya. Peninjauan ini bisa dilakukan sendiri bisa dengan bantuan konsultan atau perusahaan asuransi. Dalam bidang lain dari bantuan konsultan atau perusahaan asuransi. Dalam bidang lain, dari manajemen resiko pendekatan cara sistem mendorong perusahaan unutk mempertimbangkan secara serentak aspek-aspek operasi manajemenasuransi hendaknya mengikuti cara itu. Alasan mengapa harus dilakukan peninjauan filosofi total risiko dan prosedurnya adalah perlunya untuk membangun kebijaksanaan manajemen risiko yang sejalan dengan tujuan perusahaan yang bersangkutan dan mengetahui hubungan timbal balik antara berbagai bidang dan berbagai keputusan bidang resiko.

Pendaftaran Sementara

Dalam langkah pertama, manajer resiko harus menetapkan kombinasi penutupan asuransi yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhahdap resikoyang dihadapi perusahaan yang bersangkutan. Tujuannya ialah untuk mengadakan perlindungan yang paling lengkap dengan biaya yang paling murah.

Membuat Daftar Yang Telah Diperbaiki

Setelah daftar sementara itu lengkap, manajer resiko lalu meninjau kontrak-kontrak dalam masing-masing golongan. Sebagai contoh kontrak-kontrak yang dikeluarkan dari golongan yang esensial mungkin meliputi perlindungan terhadap
  1. Kerugian yang bisa dipindahkan kepada pihak laindengan biaya yang lebih murah dari premi asuransi
  2. Kerugian yang bisa dicegah atau dikurangi sedemikian rupa sehingga tidak lagi merupakan kerugian yang parah
  3. Kerugian yang terjadi demikian seringnya sehingga kerugian itu dapat diperkirakan dengan seksama.

Pendekatan Kuantitatif Dalam Proses Pemilihan Metode Penanganan Risiko

Penerapan pendekatan ini agak terbatas, disebabkan oleh beberapa hambatan sebagai berikut :
  1. Data yang diperlukan tidak ada atau tidak mencukupi
  2. Kemungkinan kurangnya pengalaman penggunaan cara ini
Walaupun adanya keterbatasan tersebut, pendekatan ini sangat bermanfaat dalam menetapkan sesuatu keputusan manajemen yang penting.

Pengaruh Kecemasan Dalam Menetapkan Keputusan

Kecemasan tentang kemungkinan terjadinya kerugian belum diperhitungkn secara biaya. Nilai kecemasan tentu saja itu merupakan faktor yang sangat subyektif.
Tujuan manajemen risiko akan mempengaruhi faktor kecemasan tersebut sebab :
  1. Tujuan manajemen risiko menentukan seberapa besar pentingnya faktor kecemasan itu seharusnya ditempatkan pada kerugian potensial.
  2. Tujuan manajemen risiko mencerminkan sikap perusahaan yang bersangkutan rehadap risiko

Metode Kecemasan

Dengan metode kecemasan, manajer risiko memilih keputusan dalam waktu yang lama (long run) akan menghasilkan kerugian rata-rata pertahun yang paling rendah. Termasuk di dalam kerugian tersebut adalah suatu nilai yang dibebankan untuk menanggung kecemasan sebab dengan fluktuasi kerugian lebih dari tahun ke tahun.

Exposure Kerugian terhadap Pendapatan

Kerugian harta yang sifatnya langsung dan tidak langsung, yang dibicarakan disini pada dasarnya tidaklah hanya kerugian-kerugian yang terjadi ketika hak milik tersebut rusak, hancur, atau hilang saja. Kerugian tak langsung itu tidak terbatas sampai kerugian harta saja, tetapi termasuk kerugian-kerugian tak lanngsung timbul selama harta tersebut dalam penggantian atau perbaikan. Peursahaan mungkin mengalami menurunnya pendapatan jika harta yang rusak itu mengganggu produksi dan kegiatan lain, seluruhnya maupun sebagai akibatnya antara lain :
  1. Menurunnya pendapatan atau
  2. Meningkatnya biaya-biaya
Manajer risiko juga menemukan suatu hal yang lebih sulit unutk mengukur kerugian potensial dan exposure terhadap pendapatan bersih karena banyak variable yang tersangkut. Bab inimenggambarkan eksposure pendapatan yang utama dan kerugian potensialnya. Beberapa kejadian utama yang menurunkan pendapatan sebagai akibat dari kerugian kebetulan yang terjadi terhadap hak milik termasuk :
  1. Kerugian sewa
  2. Terganggunya kegiatan perusahaan
  3. Terganggunya operasi perusahaan pemasok atau pemakai
  4. Berkurangnya laba pada barang jadi
  5. Pengumpulan piutang mengecil

Kerugian Sewa

Seandainya bangunan secara tidak sengaja rusak atau hancur, dan apabila perjanjian menyebutkan bahwa penyewa tidak bertanggung jawab untuk membayar sewa selam periode hak milik tersebut tidak dapat dipergunakan, maka si pemilik menderita rugi sewa, dikurangi beberapa biaya selama masa untuk memperbaiki gedung itu sampai semula.

Terganggunya Kegiatan Perusahaan

Karena harta dirusak atau dirubuhkan, perusahaan atau organisasi lain mungkin akan menutup atau mengurangi kegiatan. Kerugian karena terganggunya sperti itu meliputi :
  • Laba bersih perusahaan yang akan diperoleh jika perusahaan tidak terganggu
  • Pengeluaran (biaya) yang tetap yang haus dibayar, seperti gaji pegawai, penyusutan, premi asuransi dan sebagainya.
Kerugian Netto atas laba akan tergantung atas :
  • Keadaan perekonomian.
  • Keadaan umum perusahaan-perusahaan dalam kelompok industri itu.
  • Keadaan perusahaan itu sendiri.

Terganggunya Kesatuan Perusahaan

Beberapa perusahaan hanya terganggu pada satu pemasok untuk penyelidikan tenaga, bahan atau peralatan. Gangguan pada operasi perusahaan pemasok tunggal, akan menyebabkan terganggunya pula kegiatan produksi dan penjualan perusahaan

Kerugian atas Pendapatan yang Berkenaan Dengan Barang Jadi

Sepeti yang diuraikan di atas, kegiatan perusahaan pabrik dianggap terganggu jika proses produksi, dan penjualan terganggu. Karenanya jika barang jadi rusak atau terpaksa dimusnahkan maka pengusaha pabrik akan mengalami kerugian terhadap pendapatan, karena tidak bisa dijualnya barang jadi itu semestinya.

Pengumpulan Piutang yang Semakin Mengecil

Seandainya catatan piutang suatu perusahaan rusak atau hilang, hal ini bisa menyebabkan kesulitan yang semakin besar terhadap pengumpulan piutang dari langganan. Semakin besar jumlah langganan dan rata-rata semakin piutang semakin kecil, maka kesulitan yang lebih besar akan terjadi
(http://s1manajemen.multiply.com/journal/item/7)