Kamis, 30 Desember 2010

Pemuda yang tumbuh dalam Ibadah kepada ALLAH SWT


Jika seorang pemimpin yang adil bagi para orang tua, maka pemuda adalah fundasinya, pemuda dalam setiap umat merupakan kekuatan, pemuda adalah harapan umat, para nabi dan orang-orang shaleh sepanjang sejarah selalu dijadikan sebagai tentara. Nabi muhammad saw bersabda: “Para orang tua berdusta kepadaku, para pemuda jujur kepadaku.”

Kemudian bagaimanakah pemuda tumbuh dalam beribadah kepada ALLAh SWT? Apakah pemuda yang selalu shalat setiap waktu?atau yang berpuasa dan tidak pernah berbuka??atau pemuda yang mengingini dunia dan wanita??

Jika umat berpendapat seperti ini, niscaya Nabi Muhammad mengingkari mereka. Ia berkata kepada mereka: “ Sesungguhnya aku mengerjakan shalat, aku tidur, berpuasa, berbuka dan menikahi wanita. Maka barang siapa yang tidak mengikuti sunnahku, maka dia bukan gologanku.”kalau begitu, bagamanakah pemuda yang didambakan?

Semua perbuatan seorang muslimin adalah ibadah apabila diniatkan karena ALLAH SWT---ia makan dengan niat agar kuat melaksanakan perintah Allah, maka makan adalah ibadah. Menyingkirkan duri dari jalanan untuk menolong manusia dan berbuat baik kepada mereka, perbuatan itu adalah ibadah. Mengawini wanita agar menjaga dirinya dari perbuatan yang tidak baik, maka itu adalah ibadah. Begitu juga meninggalkan masjid untuk membantu hajat kaum muslimin, itu lebih baik daripada i’tikaf dimasjid Rasulullah selama sebulan. Inlah jalan yang benar----demikianlah pemuda yang selalu beribadah kepada Allah SWT.

Mentauhidkan Allah Ta’ala dalam beribadah, ia tidak menyembah selainnya, ia melaksanakan syiar-syiar dalam beribadah kepada Allah SWT, berusaha menegakkan agama Allah di muka bumi, karena Allah dan keadilan. Melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dalam melaksanakan perintah Allah SWT.
“Dan hendaklah ada diantara kami segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Mengubah kemungkaran dengan tangannya(kekuasaannya), jika ia tidak mampu, maka lakukan dengan lidahnya, jika tidak mampu dengan lidahnya, maka dengan hatinya. Melarang orang yang berbuat mungkar dan mengajak kepada yang lainnya untuk mengingkari perbuatan keji, sehingga hancur kebatilan dan tegaklah agama Allah.
Dalam kepribadiannya, ia selalu berperangai dengan akhlak islam, ketika berdialog dengan kedua orangtuanya, saudaranya didalam rumah, atau dengan kawan-kawannya dalam bekerja, agama selalu menjadi panutan baginya dalam muamalah(bergaul). Ia menafkahkan hartanya dijalan Allah, mencurahkan waktu dan jiwanya dijalan Allah. Mottonya adalah “komitmen terhadap diri sendiri dan ajaklah orang lain.”

Inilah sifat-sifat pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah dan mendapat naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan selain naungan Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar